Monday, December 27, 2010

Membangun Minat Membaca

Membaca tidak hanya dipahami memaknai rangkaian huruf, kata, frasa, dan kalimat, namun juga “membaca” dalam arti memaknai rangkaian peristiwa kehidupan multi-dimensi. Jika mendidik berarti mengajarkan bagaimana memaknai seluruh pengalaman hidup, maka mendidik berarti mengajarkan bagaimana caranya membaca.
Bagaimana masyarakat Indonesia tidak membaca (secara literer) bisa dilihat dari jumlah buku baru yang terbit di negeri ini : 8000 judul/tahun. Bandingkan dengan Malaysia yang menerbitkan 15000 judul/tahun, Vietnam 45.000 judul/tahun, sementara Inggris menerbitkan 100.000 judul/tahun ! Jumlah judul buku baru yang ditulis, dan diterbitkan, kemudian dibaca oleh sebuah masyarakat menunjukkan kapasitasnya menggagas, dan melahirkan gagasan-gagasan baru. Kesimpulannya jelas : bangsa miskin adalah bangsa yang miskin gagasan. Pendidikan yang memperkaya gagasan dengan demikian merupakan strategi terpenting memerangi kemiskinan.

Akibat intervensi teknologi televisi, bangsa ini melompat dari budaya tutur, ke budaya menonton. Kita tidak sempat membangun budaya membaca. Banyak orang membeli produk-produk teknologi terbaru, namun tidak pernah membaca manual produk-produk tersebut. Banyak instruksi tertulis disebarkan (seperti “dilarang merokok”, atau “dilarang membuang sampah di sembarang tempat”) tidak “terbaca” sama sekali. Banyak Juklak, dan Juknis yang tidak dibaca, tidak dipahami, lalu tidak terimplementasikan dengan baik. Indonesia hanyalah sebuah gagasan Indonesia hanyalah sebuah gagasan, tidak lebih tidak kurang. Yang bisa kita lihat (sebagai pengalaman visual-spasial) sehari-hari dari kejauhan hanyalah bentangan laut biru, gugusan pulau, gunung dan lembah, hamparan sawah menghijau, kelok sungai, dan rumah di cakrawala. Kemampuan rakyat Indonesia untuk menggagas secara langsung akan mempengaruhi gambaran mental mereka tentang Indonesia. Konsep atau gagasan lain yang lebih kompleks dan abstrak seperti kebangsaan, nasionalisme memerlukan kemampuan menggagas yang lebih tinggi.

Masyarakat yang tidak membaca akan mengalami kesulitan menghargai konsep-konsep abstrak yang penting dalam kehidupan berbangsa ini. Menurut Kant, ada 2 gagasan yang penting yang kita pakai sebagai pijakan untuk memahami gagasan-gagasan lain yang lebih rumit, dan kemudian memahami semua pengalaman hidup : ruang dan waktu. Bagi Kant, ruang dan waktu adalah kerangka pikir (framework) yang kita butuhkan untuk memaknai semua pengalaman hidup (to structure sensual experiences). Waktu adalah sebuah pengurutan peristiwa (ordering of events), sedangkan ruang adalah tempat di mana rangkaian peristiwa tersebut terjadi. Dalam konteks ini harus dikatakan, sejarah (rangkaian peristiwa di masa lampau) Indonesia adalah bagian penting bagi pemahaman kita tentang Indonesia. Kegagalan kita membangun masyarakat yang membaca secara langsung akan menggerogoti kapasitas kita memahami sejarah Indonesia, dan Indonesia sebagai konstruksi rangkaian peristiwa di sebuah ruang Nusantara. Strategi Budaya : Pendidikan liberal arts Sayang sekali, pendidikan kita (kini telah merembet ke pendidikan dasar), beberapa dekade terakhir ini terlampau mendewa-dewakan sains dan matematika. Mereka yang paling berbakat hampir selalu dianjurkan untuk mengambil jurusan-jurusan IPA (teknik, dan kedokteran), bukan ke sastra, atau hukum, apalagi sejarah. Pendidikan bahasa kita buruk sekali. Guru-guru bahasa Indonesia keluaran IKIP atau eks-IKIP adalah guru kualitas-tiga. (kualitas satu tidak ke IKIP sama sekali, kualitas dua adalah guru matematika dan sains). Carut marut dunia hukum di Indonesia bisa dijelaskan dari sudut pandang ini. Pendidikan bahasa yang buruk adalah resep mujarab bagi pendidikan sejarah yang buruk, apalagi pendidikan sejarah tidak menentukan kelulusan murid. Siapa yang tertarik belajar sejarah saat ini ? Bahkan Pemerintah-pun tidak suka buku-buku sejarah (buku-buku sejarah yang “tidak benar” ditarik dari peredaran, lalu dibakar !). Bagaimana kita bisa mengapresiasi waktu, dan masa depan, serta perencanaan (planning) sebagai proses mendesain masa depan, jika kita tidak mengapresiasi sejarah ? Negatif. Pendidikan dasar kita juga meremehkan pendidikan seni dan olah raga. Hampir semuanya diabdikan untuk sains dan matematika. Anak yang kurang berhasil di bidang matematika dan sains digolongkan menjadi murid yang ”tidak berprestasi”. Prestasi dalam Olimpiade sains dan matematika dijadikan ukuran keberhasilan pendidikan.

Pendidikan seni terbengkalai (kecuali bagi sebagian kecil anak Indonesia dari golongan kaya), terutama musik, padahal pendidikan musik memberikan pengalaman audi-temporal yang penting untuk memupuk kepekaan kita terhadap waktu, serta melatih pendengaran kita. Banyak dari kita kesulitan mendengarkan, bukan karena tuli, namun karena tidak terpapar pendidikan musik yang baik. Dari pendidikan musik, murid belajar tempo, ritme, dinamika. Dari pendidikan musik (juga olahraga) kita tahu betapa timing menentukan. Banyak riset menunjukkan secara jelas, bahwa pendidikan musik juga meningkatkan prestasi akademik mahasiswa kedokteran dan teknik. Kebanyakan insinyur yang bekerja di Silicon Valley adalah pemain musik aktif. Negeri maju sebagai produsen banyak produk teknologi memiliki disiplin waktu yang sehat. Ketidakmemadaian paparan terhadap pengalaman temporal menyebabkan murid tidak peka waktu. Ketidakpekaan kita terhadap waktu adalah resep bagi ketidakdisiplinan waktu. Kita mentoleransi keterlambatan dan kelambatan. Budaya “jam karet” di mana-mana, sejak di kantor-kantor pemerintah, perjanjian bisnis, pertemuan di sekolah, sampai di terminal bandara udara.

Mahasiswa Indonesia yang lulus tepat waktu kurang dari 30%. Kemiskinan gagasan dan ketidakdisiplinan terhadap waktu merupakan 2 penyebab utama keterbelakangan bangsa ini. Pendidikan olah raga tidak saja menyehatkan, namun juga melatih koordinasi tubuh individual dan tim, serta memberi pengalaman spasial dan temporal yang penting (seperti kecepatan gerak dalam ruang). Oleh karena itu mudah dipahami jika masyarakat yang tidak terlatih secara spasial banyak melakukan pelanggaran tata ruang seperti tinggal di bantaran sungai dan tepian rel kereta api. Sebuah laporan baru-baru ini menunjukkan, 50% murid SD Indonesia kondisi kebugaran jasmaninya memprihatinkan. Ini menjelaskan mengapa prestasi olahraga Indonesia akhir-akhir ini merosot, dan kita kesulitan menemukan satu tim sepakbola dari sekian ratus juta penduduk Indonesia untuk menjadi juara ASEAN, apalagi ASIA.

Kita membutuhkan strategi budaya untuk mempertahankan Indonesia sebagai negara-bangsa, dan bangkit menjadi pemain dunia yang diperhitungkan. Pendidikan dasar kita harus mengakomodasi liberal arts secara tersistem, bukan sekedar ekstra-kurikuler, dan lebih diarahkan pada kompetensi-kompetensi afektif dan motorik. Pendewa-dewaan sains dan matematika harus diakhiri. Penghargaan pada seni dan olahraga tidak saja membuka bidang-bidang kehidupan baru yang penting secara ekonomi, namun akan juga menjadi basis sektor kreatif kita. Melalui pendidikan liberal arts ini kita memberikan bekal pada murid kemampuan “membaca” kehidupan, dan mengapresiasinya sebagai pengalaman spasial-temporal yang terbatas, dan singkat. Life is too damn short


sumber kickandy by ahmad baedowi

Cara Menyimpan ASI yang benar

Ibu yang bekerja, atau yang memiliki ASI berlebih biasanya akan menyimpan ASI untuk persediaan. Namun, sebenarnya, ASI bisa disimpan berapa lama? Bagaimana penyimpanan ASI yang benar? Bagaimana menyiapkan ASI setelah penyimpanan? Berikut adalah informasi mengenai ASI yang disimpan dari Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan karangan dr Suririnah.

Dalam buku ini diterangkan, bahwa ASI bisa disimpan dalam jangka waktu tertentu. Paling lama ASI dapat disimpan tak lebih dari 6 bulan dalam keadaan beku, jika disimpan lebih lama dari 6 bulan, komposisi yang terkandung dalam ASI bila terurai.

Menurut dr Suririnah, cara penyimpanan ASI dan batas waktu penyimpanan yang baik adalah sebagai berikut:
* Bila akan diberikan dalam waktu 6 jam setelah pengambilan dapat disimpan dalam suhu ruangan, tak perlu disimpan di lemari pendingin.
* Disimpan dalam termos yang diberi es batu bisa bertahan hingga 24 jam.
* Bila akan diberikan dalam waktu 72 jam, ASI disimpan di dalam lemari pendingin (di bawah 5 derajat Celsius, bukan dibuat dalam keadaan beku).
* Bila akan diberikan dalam waktu 3 bulan, ASI disimpan di bagian atas lemari pendingin (freezer), dibekukan pada suhu di bawah -18 derajat Celsius. Dengan penyimpanan khusus ini dapat dibekukan untuk 6 bulan. Ini biasanya dilakukan pada kasus ketika ibu akan pergi dalam jangka waktu tertentu, sehingga perlu mengumpulkan sejumlah ASI sebelumnya.

Membekukan ASI akan merusak beberapa antibodi dalam susu, dan sebaiknya sedapat mungkin menggunakan ASI segar.

Setelah disimpan, saat akan diberikan kepada anak pun perlu penanganan khusus, yakni:
* Ambil ASI yang disimpan berdasarkan waktu pemerahan ASI (yang pertama diperah harus diberikan lebih dulu). Catatlah waktu dan tanggal pemerahan di wadah penyimpanan ASI tersebut.
* Untuk ASI yang disimpan di lemari pendingin cukup dihangatkan dengan cara meletakkan botol di wadah berisi air hangat selama 15 menit, sambil dikocok secara perlahan.
* Untuk ASI beku, keluarkan botol susu yang berisi ASI beku. Setengah jam sebelum waktu menyusui, rendamlah di dalam wadah berisi air hangat. Atau pindahkan ASI beku ke lemari pendingin bagian bawah semalam sebelumnya. Saat akan digunakan esok hari, susu akan mencair, kemudian hangatkan. ASI beku yang dicairkan dapat tahan 24 jam dalam lemari pendingin. Ingat, jangan membekukan kembali ASI yang sudah dipindah ke lemari pendingin tersebut.
* Jangan memanaskan di atas kompor dan microwave karena akan merusak kandungan vitamin dalam ASI.
* Buanglah ASI yang tersisa setelah diberikan pada bayi, jangan menyimpan kembali ke lemari pendingin atau dipanaskan.
* Berikan ASI dengan menggunakan sendok kecil sesuap demi sesuap.

dikutip dari Kompas.com

Thursday, December 16, 2010

Sudahkah anda membayar Pajak ?

Sekali-kali kita bicarain pajak ya Moms, kadang aktivitas kita tanpa disadari banyak bersinggungan dengan Pajak, pertanyaan sudahkah anda membayar Pajak ?, membuat kita bertanya kembali, haruskah kita bayar pajak dsb, yuk kita simak...

Pajak Bertutur
Pajak Bertutur

Pertanyaan ini sangat menarik saya ketika melihat slogan  baik Televisi dan Bilboard di persimpangan Jalan..Slogan seperti awasi penggunaannya, tidak bayar pajak apa kata dunia dsb...sebenarnya Sebagai masyarakat awam sudah tahukah anda apa yang dimaksud dengan Pajak/Tax itu ? definisi Pajak diartikan iuran kepada negara yang dipungut dari rakyatnya berdasarkan Undang-undang dengan sifat dapat dipaksakan. Jadi sudah barang tentu kehadiran pajak sangat dibutuhkan dalam turut serta membangun negara kita ini. Buat saya Pajak merupakan kunci keberhasilan suatu negara dalam meningkatkan peran serta warga negaranya dalam ikut membangun bersama-sama. Tidak mudah memang untuk membuat Warga negaranya secara sadar untuk membayar Pajak apalagi dengan penduduk sebesar Indonesia yang wilayah nya kepulauan , salah satunya harus ada Transparansi dan manfaat yang didapat dari iuran yang telah mereka bayarkan. Apalagi penulis melihat sejauh ini kehadiran Pajak bisa dibilang menjadi beban tersendiri terutama bagi Para Pengusaha. Ketidakmampuan Pemerintah dalam mengemas Pajak dengan membuat sosialisasi yang baik dan sebuah sistem yang terintegerasi secara penuh belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Bangsa ini membutuhkan keseriusan dalam membangun, karena mengingat pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai saat sangat bergantung dari sektor pajak itu sendiri. Penulis memberi sedikit masukan yaitu :
  1. Membuat edukasi sedini mungkin tentang pentingnya pajak dalam pembangunan dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi guna menimbulkan sebuah framework tax awareness bagi calon pelaku bisnis masa depan nantinya
  2. Ciptakan keterbukaan sistem pembayaran contoh rekapitulasi dana yang masuk dan alokasi penggunaanya,  ciptakan birokrasi satu pintu guna kepengurusan pajak
  3. Berikan insentif bagi pelaku bisnis yang baru mulai berusaha
  4. Sistem tarif satu lapis " kesederhanaan perhitungan " guna tidak menambah pusing banyaknya layer tarif yang harus di ketahui bagi Wajib Pajak dalam menghitung pajak yang harus dibayarnya
Mulailah dari perubahan kecil yang mengarah pada perubahan besar..

sudah siapkah kita ?

Memang banyak pekerjaan rumah yang harus di selesaikan oleh pemerintah, tentunya mari kita bantu dengan satu peranan kecil  yaitu dengan kontribusi pajak kita, dengan peran kecil yaitu memahami makna sudahkah anda membayar pajak ? tentunya membawa tanggung jawab besar nantiya..

Usia kehamilan 10 minggu

Alhamdulillah saat ini usia kandunganku 10 minggu, senin depan waktunya kontrol, ternyata kehamilan itu memang perlu kesiapan mental, tak ada sebab tiba2 ingin nangis, mencium bau2 menyengat ingin muntah, entah tak masuk logika apa2 yg kurasakan, sepertinya aku amat tidak suka dengan suami, mulai dari cara makannya, sampai cara dia bernafas saja aku tidak suka, kebangetan deh.

senci terhadap wangi2an, mulai dari wangi segala jenis parfum, wangi lemari, wangi cucian bersih, wangi masakan, wangi kamar mandi, wangi shampoo, jadi kemanapun aku selalu membawa minyak kayu putih yg selalu menempel di hidung, saking gak mau mual, anehnya jika ke mall, ke suasana yang happy, acara pesta birthday, gak sedikitpun teringat aku sedang hamil dan mual2.