Suatu sore saat menyaksikan acara Kick andy, aku tertarik sekali dengan topik Face Reading, yaitu ilmu membaca wajah, bagi ku ini bukan ramalan atau mistis, ambil hal positifnya saja, ilmu kan luas, tidak harus dari agama tertentu, ambil positifnya buang negatifnya, ilmu ini juga bagian dari ilmu psikologi..
Habit membaca membuat aku gatal ingin segera ke gramedia untuk membeli buku tersebut, alhamdulilah suami mau menemani (ia memang orang yang sangat konsen dengan pendidikan, buku, dsb), sesampainya di gramedia ternyata buku tersebut habis, yahhhh kecewa.. untungnya bukan ngidam..
berikut ini sedikit artikel mengenai sang penulis ERWIN YAP, biografinya cukup mewakili ilmu face reading ini.
|
|
|
ERWIN YAP lahir di Jakarta di bawah kalender Shio Ayam. Terhadap ramalan shio tahunan, ia hanya percaya 12,5% saja, karena sepengetahuannya seseorang sebenarnya dipengaruhi oleh empat macam shio yang diambil dari tahun, bulan, tanggal dan jam kelahirannya. Keempat shio ini saling berinteraksi dalam menentukan perjalanan hidup yang sesungguhnya. Persinggungannya dengan ilmu membaca wajah berawal sejak kecil, saat sering menonton TV bersama ibunda tersayang. Ibundanya sering memberikan petunjuk-petunjuk tentang nasib para tokoh yang terpapar di televisi menurut bentuk dan raut wajahnya. Bukan berarti Erwin langsung percaya. Jujur ia mengakui masa itu ia sama sekali menolak ide bahwa nasib seseorang bisa terbaca pada wajahnya. Masa remaja sampai masa pendidikannya di akademi perhotelan, hari-hari Erwin dipenuhi dengan kegiatan-kegiatan keagamaan yang juga sangat menentang ide membaca wajah, fengshui, dan ilmu metafisika lainnya. Hanya saja terbetik rasa penasaran, kalau semua itu ditolak mengapa akupunktur tidak ditolak, padahal juga merupakan salah satu cabang ilmu metafisika Cina? Pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang kehidupan dan filosofinya mendasar tentang kehidupan dan filosofinya semakin menggugah Erwin untuk mempelajari ilmu yang elama itu ditentangnya. Ia ingin menggali dan mengungkapkan sejauh mana ilmu metafisika cina menyimpan kebenaran. Tak tanggung-tanggung ia berguru pada beberapa tokoh besar yang bergiat pada ilmu-ilmu ini di Belanda, Belgia, Malaysia, dan Singapura karena di Cina sendiri banyak sumber asli punah akibat pergolakan politik. Melewati pergumulannya ia tiba pada keyakinan bahwa ilmu metafisika Cina ternyata jauh dari sekedar kepercayaan bernuansa mistis. Ilmu itu disusun berdasarkan fondasi data empiris yang sudah menjadi formula. Formula-formula ini demikian praktis sehingga dapat diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari dan memberikan nilai lebih bagi kualitas hidupnya. Demikianlah, tahun 1996 Erwin mulai mempraktikkan ilmu fengshui. Sedangkan ilmu face reading dab bazi baru diterapkannya untuk public sekembalinya dari Eropa ke Tanah Air pada akhir tahun 2006. Erwin banyak mengadakan seminar tentang face reading, fengshui dan bazi bagi para peminat ilmu itu. Sejak 2007 ia bekerja sama dengan beberapa stasiun radio, TV dan redaksi majalah (termasuk juga beberapa bank) untuk tampil dalam berbagai acara maupun talkshow. Selain untuk berbagi ilmu, ada niat membantu masyarakat untuk menyadari bahwa semua cabang ilmu metafisika cina ini tidak bersifat mistis, sangat praktis, serta berhasil guna. Pria yang punya hobi membaca buku-buku filsafat, metafisika, pengembangan kepribadian dan novel ringan ini juga suka travelling, melukis, prakarya, berkebun, dan dekorasi interior. Ia tinggal di Jakarta.
next jika saya sudah membeli bukunya akan saya share disini.. |
|
|
No comments:
Post a Comment